Sejarah Bangunrejo

Sejarah

SEJARAH DESA BANGUNREJO

Bagus Menot adalah Putera dari Bupati Mertowijoyo, seoramg adipati Kendal saat itu. Ketika Mertowijoyo kembali dari berperang ( geger pakunegaran ) ia dalam keadaan terluka parah  karena karena terkena sabetan senjata. Sedangkan istrinya dalam keadaan hamil. Sebelum Mertowijoyo meninggal, ia berpesan kepada semua kerabat bahwa kelak yang menggantikan dirinya menjadi bupati Kendal adalah putera yang masih dalam kandungan, Bila ia nanti lahir laki laki, harap diberi nama Jaka Aminoto. Dan apabila menduduki kursi bupati namanya Adipati Amino.

Kelahiran bayi Aminoto bersamaan dengan kematian sang ibu, Maka bayi Aminoto dirawat oleh keluarga. Ketika mencapai usia dewasa, kira-kira 17 tahun, malapetaka menimpa dirinya, yang menduduki jabatan bupati warisan dari ayahnya merasa resah karena pewaris dengan cara apapun.

Usaha Pembunuhan beberapa kali dilakukan. Bahkan menurut cerita itu, Jaka Menot pernah dilarang ke laut, namun masih bisa selamat. Dan ketika ada usaha untuk meracuni melalui pelayanan kerabat, Jaka menot juga selamat. Maka tidak ada jalan lain kecuali harus di bunuh, tetapi ada yang menyarankan cara itu memang kurang baik. Maka cara yang terbaik Jaka Menot diusir dari kadipaten. Setelah meninggalkan kadipaten, maka diatur supaya ada punggawa mengejarnya dengan maksud untuk membunuh Jaka Menot.

Jaka Menot lari ke arah barat dan ternyata banyak juga orang  merasa iba, karena para punggawa kadipaten terus terus mengejarnya untuk membunuh, kemudian ia di tolong oleh seorang tua. Namun pengejaran terus dilakukan, dan orang tua yang diketahui menolong jaka menot, dibunuh. Kepalanya terpisah dari badanya, dan kakinya juga dipotong, Hanya tingal badan ( gembung). Dikemudian hari nama tempat membunuh orang tua itu dikenal dengan nama bugangin,

Jka menot terus berlari mencari selamat. Karena merasa capek, ia beristirahat disebuah pohon pinang (jambe). Ia terus di kejar oleh punggawa kadipaten. Setelah melihat para punggawa terus mengejar, jaka menot terus lari . ketika para punggawa sampai di bawah pohon jambe, itu tercium bahwa ada bau haram pada pohon jambe. Maka tempat itu dinamakan Jmbearum.Jaka Menot terus berlari ke Utara melewati hutan yang luas ( Bulak ), Pengejaran oleh punggawa terus tidak hendi, Jaka Menot tidak berhenti ke utara dan disita dia melihat orang membawa barang banyak dan orang dan orang tersebutmau dirampok, lalu Jaka Menot menolongnya dan rampok semua kabur.

Disityulah yang sekarang menjadi dusun Rampogan. Jaka Menot lalu ke Utara Lagi, jaka Menot melihat ada orang menampil buah kelapa dengan suka dan lila memberikan kelapa kepada Jaka Menot ( yang sekarang Sukolilan ), Sehinggs Jaka MENOT SANGAT CAPEK. Sehingga Harus merangkak ( Berangkang-Jawa ) maka kelak kampung itu dinamakan rangkang yaitu cikal bakal Desa RANGKANG ( Sekarang Desa Bangunrejo )

Dikampung Rangkang dahulu kala ada seorang Ulama’ besarnama Kyai NUR Dengan sebutan lain kyai Sejanur, Pada waktu itu telah mendirikan Langgar ( Mushola ). Yang sekarang Mushola Baitul Huda. Karena Banyak santri yang mengaji sehingga ramai sekali kampung rangkang dibagi menjadi 2 (dua) sebelah selatan Kampung Mijen dan utara Kampungf Rangkang.

Pada zaman penjajahan Belanda Desa rangkang dan Mijen disatukan jadi satu nama Desa Yaitu Desa Rangkang yaitu terdiri cdari dua wilayah dengan sebelah utara Dukuh/ dusun Rangkang dan sebelah selatan dukuh/dusun Mijen dengan pusat pemerintahahan di dukuh mijen. Pada saat desa Ranggkang dipimpin oleh lurah yang berlatar belakang ulama’ berbnama kyai Basimin, Pusat pemerintahan desa di pundah ke dukuh rangkang. Seiring b erjalanya roda pemerintahan, kyai Lurah Basimin mendirikan sebuah Masjid , kala itu masih beratapkan dau n Rumbia ( Walet ) yang sekarang Masjid At-Taqwa , yang terletak di RT 01 RW 02

Seiring perkembangan peradaban Budaya, Pada tahun 1800an Desa Rangkang sudah mulai dikenal Ulama dan para Lurah dari desa lain, Pusat Pemerintahan saat itu adalah berada didepan masjid ( sekarang BPK Nasikin ). Selain menjadi lurah, kyai Basimin juga menjadi Guru ngaji dan Imam Masjid.

Pada masa kepemimpinan lurah Kaspan soewito, pada hari selasa pahing tanggal 14 April 1954 merupakan tonggak sejarah berdirinya DesaBangunrejo, Yaitu telah di pindah dari nama Desa Rangkang menjadi Desa bangunrejo. Dengan harapan tata kehidupan masyarakat bisa lebih membaik. Pada waktu penggatian nama desa tersebut di adakan pegelaran kesenian wayang suluh dengan Dalang Ki Gondo Sutrisno.